Di sebuah puncak gunung besar, di sebuah pohon yang cukup tinggi ada
sepasang elang yang bersarang. Sarangnya didiami oleh 4 telur elang muda
yang siap melihat dunia. Suatu hari, terjadi gempa bumi yang
menyebabkan gunung dan pohon-pohon yang ada didalamnya terguncang dan
menyebabkan salah satu telur elang muda tersebut menggelinding ke sebuah
peternakan ayam yang ada di dekat lembah gunung. Ayam-ayam tahu bahwa
mereka harus melindungi telur tersebut. Akhirnya telur elang muda itu
pun dierami oleh salah satu ayam betina.
Tak berapa lama kemudian, telur elang itu pun menetas dan sang elang muda terlahir ke dunia. Sebagai seekor ayam, ayam betina itu pun membesarkan sang elang seperti layaknya anak ayam. Elang muda begitu mencintai rumahnya dan keluarganya, tetapi jiwanya menginginkan sesuatu yang lebih.
Di suatu hari yang cerah, elang muda memperhatikan langit di atasnya dan melihat sekelompok elang perkasa yang sedang terbang bebas di angkasa,
"Oh, seandanyai aku bisa melambung tinggi seperti burung-burung di angkasa" ujar si elang muda dengan penuh harap.
Tak berapa lama kemudian, telur elang itu pun menetas dan sang elang muda terlahir ke dunia. Sebagai seekor ayam, ayam betina itu pun membesarkan sang elang seperti layaknya anak ayam. Elang muda begitu mencintai rumahnya dan keluarganya, tetapi jiwanya menginginkan sesuatu yang lebih.
Di suatu hari yang cerah, elang muda memperhatikan langit di atasnya dan melihat sekelompok elang perkasa yang sedang terbang bebas di angkasa,
"Oh, seandanyai aku bisa melambung tinggi seperti burung-burung di angkasa" ujar si elang muda dengan penuh harap.
Ayam-ayam lain yang ada di sekitarnya pun tertawa terbahak-bahak,…
"Hahaha…. jangan bermimpi, kamu adalah seekor ayam, dan ayam tak akan pernah bisa melambung tinggi di angkasa".
Elang muda terus memperhatikan keluarga aslinya yang sedang mengarungi angkasa di luas, bermimpi bahwa dia akan bisa menjadi seperti mereka.
Setiap kali si elang muda berbicara tentang mimpinya kepada keluarga dan teman-teman ayamnya, ia selalu diingatkan bahwa itu adalah hal yang mustahil. Begitulah si elang muda belajar untuk percaya bahwa dia tak akan pernah bisa terbang.
Seiring dengan berjalannya waktu, sang elang muda pun berhenti bermimpi dan terus menjalani hidupnya sebagai seekor ayam.
Akhirnya setelah lama hidup sebagai seekor ayam, sang elang pun meninggal dengan keyakinan bahwa dirinya seekor ayam.
Anda akan menjadi seperti apa yang anda percayai. Jika anda percaya bahwa anda bisa, maka ikutilah kata hati anda, jangan dengarkan orang lain. Setiap komentar yang tidak membangun akan selalu menjadi belenggu hati untuk mengubur mimpi anda.
"Hahaha…. jangan bermimpi, kamu adalah seekor ayam, dan ayam tak akan pernah bisa melambung tinggi di angkasa".
Elang muda terus memperhatikan keluarga aslinya yang sedang mengarungi angkasa di luas, bermimpi bahwa dia akan bisa menjadi seperti mereka.
Setiap kali si elang muda berbicara tentang mimpinya kepada keluarga dan teman-teman ayamnya, ia selalu diingatkan bahwa itu adalah hal yang mustahil. Begitulah si elang muda belajar untuk percaya bahwa dia tak akan pernah bisa terbang.
Seiring dengan berjalannya waktu, sang elang muda pun berhenti bermimpi dan terus menjalani hidupnya sebagai seekor ayam.
Akhirnya setelah lama hidup sebagai seekor ayam, sang elang pun meninggal dengan keyakinan bahwa dirinya seekor ayam.
Anda akan menjadi seperti apa yang anda percayai. Jika anda percaya bahwa anda bisa, maka ikutilah kata hati anda, jangan dengarkan orang lain. Setiap komentar yang tidak membangun akan selalu menjadi belenggu hati untuk mengubur mimpi anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.